Selasa, 14 Januari 2014

Lebah dan Kupu-kupu


Kamu. Lebah, percayaku penuh untukmu. Menggandengku menapaki bunga demi bunga kehidupan. Kau lindungi aku dengan sayapku yang rentan. Tak sesaatpun kau lepaskan aku berjalan sendiri, bimbingan tulusmu memberikan kenyamanan penuh atas keawamanku dalam menapaki kehidupan yang kian keras.

Aku. Kupu-kupu, katamu aku terlalu berharga untuk bersamamu. Kau ucap semua keganjalan. Aku diam tak berdaya, mengartikan semuanya. Memahami segala maksud yang tersirat atau tersurat dari kata yang ada. Aku merenung dengan segala asa yang kian kau bentuk menjadi indah sampai saat ini. Dan tiba-tiba kau pecut halus semua angan dan harap akan kita. Sayapku melemah, indahnya kian pudar.

Tuhan. Kiranya kebersamaan lebah dan kupu-kupu memang sebuah kesalahan. Tegarkan hatinya untuk menerima semua keputusanMu. Mereka hanyalah aktris dan aktor dalam skenarioMu. Tapi yakinnya sangat kuat, bahwa tak ada lagi yang lebih baik selain rencanaMu. Namun, jika memang kebersamaannya memang hal yang baik. Ijinkan mereka bersama kembali melukis indahnya rencanamu di kanvas kehidupan suci ciptaanMu. Satukan tuju dengan jalan dan ridhoMu.

Dan pada akhirnya, dengan pemahaman dan pertimbangan sesaat. Kupu-kupu mengijinkan sang lebah pergi, terbang menggapai angan dan harapnya yang telah hadir kuat sebelum kupu-kupu hadir di kehidupannya.
Ketika rindu mengelabu. Asa memilu. Hanya doa yang membantu. Menghubungkan dua insan ini. 

by: astriulfah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar