Kamu. Lebah, percayaku penuh untukmu. Menggandengku menapaki
bunga demi bunga kehidupan. Kau lindungi aku dengan sayapku yang
rentan. Tak sesaatpun kau lepaskan aku berjalan sendiri, bimbingan
tulusmu memberikan kenyamanan penuh atas keawamanku dalam menapaki
kehidupan yang kian keras.
Aku. Kupu-kupu, katamu aku terlalu berharga untuk bersamamu. Kau ucap
semua keganjalan. Aku diam tak berdaya, mengartikan semuanya. Memahami
segala maksud yang tersirat atau tersurat dari kata yang ada. Aku
merenung dengan segala asa yang kian kau bentuk menjadi indah sampai
saat ini. Dan tiba-tiba kau pecut halus semua angan dan harap akan kita.
Sayapku melemah, indahnya kian pudar.
Tuhan. Kiranya kebersamaan lebah dan kupu-kupu memang sebuah
kesalahan. Tegarkan hatinya untuk menerima semua keputusanMu. Mereka
hanyalah aktris dan aktor dalam skenarioMu. Tapi yakinnya sangat kuat,
bahwa tak ada lagi yang lebih baik selain rencanaMu. Namun, jika memang
kebersamaannya memang hal yang baik. Ijinkan mereka bersama kembali
melukis indahnya rencanamu di kanvas kehidupan suci ciptaanMu. Satukan
tuju dengan jalan dan ridhoMu.
Dan pada akhirnya, dengan pemahaman dan pertimbangan sesaat.
Kupu-kupu mengijinkan sang lebah pergi, terbang menggapai angan dan
harapnya yang telah hadir kuat sebelum kupu-kupu hadir di kehidupannya.
Ketika rindu mengelabu. Asa memilu. Hanya doa yang membantu. Menghubungkan dua insan ini.
by: astriulfah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar